Judul : Laporan Ekologi Metode Kuadran Laporan Praktikum Metode Kuadrat Terkecil
link : Laporan Ekologi Metode Kuadran Laporan Praktikum Metode Kuadrat Terkecil
Laporan Ekologi Metode Kuadran Laporan Praktikum Metode Kuadrat Terkecil
Hallo, selamat malam, sesi kali ini akan membawa pembahasan mengenai laporan praktikum metode kuadrat terkecil laporan ekologi metode kuadran simak selengkapnya
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu vegetasi pernah di berangkat dekat tiga era yang lalu, mula- mula aktivitas baku dilakukan lebih di arahkan ala cerita dari bentang angkasa dengan vegetasinya.
Kemudian ala abab ke XX usaha-usaha di arahkan buat menyederhanakan cerita
dan vegetasi dengan tujuan buat meningkatkan keakuratan dengan buat mendapatkan
standar alur (sungai) dalam evolusi secara kuantitatif.
Vegetasi sebagai alpa ahad komponen dari ekosistem yang dapat menggambarkan pengaruh dari kondisi-kondisi fakta area yang enteng di ukur dengan nyata. Dalam mendeskripsikan vegetasi layak di berangkat dari satu api fokus padang bahwa vegetasi melahirkan satu pengelompokkan dari satu tumbuhan yang hidup di satu hidup eksklusif yang mungkin di pemeranan ayu bagi spesies sebagai komponennya
maupun bagi asosiasi dengan bangun serta guna sifat-sifatnya yang mengkarakterisasi gambaran vegetasi secara umum.
Vegetasi sebagai alpa ahad komponen dari ekosistem yang dapat menggambarkan pengaruh dari kondisi-kondisi fakta area yang enteng di ukur dengan nyata. Dalam mendeskripsikan vegetasi layak di berangkat dari satu api fokus padang bahwa vegetasi melahirkan satu pengelompokkan dari satu tumbuhan yang hidup di satu hidup eksklusif yang mungkin di pemeranan ayu bagi spesies sebagai komponennya maupun bagi asosiasi dengan bangun serta guna sifat-sifatnya yang mengkarakterisasi gambaran vegetasi secara umum.
. Apabila aneksasi sarana tumbuh dimenangkan bagi gulma, maka ala biasanya pendaman hendak mengalami gangguan fisiologis yang berakhir ala penurunan produksi alias bahkan kematian pendaman itu sendiri. Kematian tersebuat selain karena kerumitan mendapatkan nutrisi, ada jenis gulma eksklusif yang mampu menghunus enzim akar yang mampu merusak alias meracuni tanaman. Kerusakan yang ditimbulkan gulma hendak menentukan apakah gulma tersebut melahirkan gulma bena alias bukan. Kerusakan tersebut biasanya memegang hubungan dengan ambang ekonomi agraria yang dapat berbeda ala setiap pendaman berasas nilai ekonominya.
Analisis vegetasi digunakan unutk mengetahui gulma ± gulma yang memegang daya tinggi dalam aneksasi sarana tumbuh dengan bilik hidup. Dalam keadaan ini, aneksasi sarana tumbuh ala biasanya menentukan gulma tersebut bena alias tidak. Namun dalam keadaan ini jenis pendaman memegang peran penting, karena pendaman eksklusif tak akan terlalu jatuh bagi adanya gulma tertentu, meski dalam kuantitas yang banyak.
Analisis vegetasi ini bena karena melalui penjabaran inilah variable-variabel kerapatan, kerimbunan, dengan saluran yang selanjutnya menentukan INP (Indeks Nilai Penting) yang hendak digunakan buat memberi nama sebuah vegetasi dapat diketahui. Kerapatan dinyatakan sebagai kuantitas pribadi sejenis yang teratasi bagi garis. Kerimbunan ditentukan beralasan berjarak baret yang tertutup bagi pribadi tumbuhan, dengan dapat melahirkan prosentase ibarat berjarak penutupan baret yang terlalu bagi pribadi tumbuhan terhadap baret yang dibuat. Frekuensi diperoleh berasas kekerapan satu spesies yang terdapat ala setiap baret yang disebar.
Kerapatan ahad species bena kedapatan buat menentukan seberapa banyak species tumbuhan yang ada di lahan tersebut dengan ada tumbuhan segala apa saja yang ada di lahan tersebut. Hal ini bena kedapatan buat menentukan tindakan yang tepat dalam penggarapan lahan sehingga tak mengganggu tanaman baku yang ada di lahan tersebut.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah buat beranggapan masyarakat yang berbentuk tihang dengan pohon, contohnya dalam vegetasi hutan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Analisa vegetasi adalah aturan mempelajari susunan (komposisi jenis) dengan bangun (struktur) vegetasi alias masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk satu kondisi jenggala yang luas, maka aktivitas analisa vegetasi baik kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup meletakkan jumlah bilik sampel buat mewakili kediaman tersebut. Dalam sampling ini ada tiga keadaan yang perlu diperhatikan, ialah kuantitas bilik contoh, aturan peletakan bilik sampel dengan cara analisa vegetasi yang digunakan.
Prinsip determinasi ukuran bilik adalah bilik layak cukup besar biar pribadi jenis yang ada dalam sampel dapat mewakili komunitas, melainkan layak cukup kecil biar pribadi yang ada dapat dipisahkan, dihitung dengan diukur tanpa penjiplakan alias pengabaian. Karena api fokus berat analisa vegetasi terletak ala aransemen jenis dengan andaikan kita tak bisa menentukan banglas bilik sampel yang kita anggap dapat mewakili masyarakat tersebut, maka dapat memanfaatkan teknik
Kurva Spesies Area (KSA). Dengan memanfaatkan kurva ini, maka dapat ditetapkan : (1) banglas minimal satu bilik yang dapat mewakili kediaman yang hendak diukur, (2) kuantitas minimum bilik ukur biar akhirnya mewakili bentuk tegakan alias berjarak jalur yang mewakili andaikan memanfaatkan metode jalur ( andre, 2009).
Beberapa bawaan yang terdapat ala pribadi tumbuhan dalam membentuk populasinya, dimana bawaan – sifatnya bila di analisa hendak mengakomodasi dalam menentukan bangun komunitas. Sifat – bawaan pribadi ini dapat dibagi atas dua faksi besar, dimana dalam analisanya hendak melepaskan bukti yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Analisa kuantitatif meliputi : distribusi tumbuhan (frekuensi), kerapatan (density), alias kuantitas (abudance).
Dalam pemungutan sampel kuadrat, terdapat empat bawaan yang layak dipertimbangkan dengan diperhatikan, karena keadaan ini hendak mempengaruhi bukti yang diperoleh dari sample. Keempat bawaan itu adalah (Dedy 2010) :
- Ukuran petak.
- Bentuk petak.
- Jumlah petak.
- Cara meletakkan bilik di lapangan.
Vegetasi melahirkan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari jumlah jenis yang hidup bersama-sama ala satu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, ayu diantara sesama pribadi penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan makhluk hidup lainnya sehingga melahirkan satu komposisi yang hidup dengan tumbuh serta dinamis (Marsono, 1977).
Vegetasi, tanah dengan iklim berhubungan baik dengan ala masing-masing area memegang keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di satu area hendak berbeda dengan vegetasi di area 1ain karena berbeda pula faktor lingkungannya. Vegetasi jenggala melahirkan sesuatu komposisi yang dinamis, selalu mekar bertimbal dengan bentuk habitatnya.
Analisis vegetasi adalah satu aturan mempelajari susunan dengan alias aransemen vegetasi secara bangun (struktur) vegetasi dari tumbuh-tumbuhan. Unsur bangun vegetasi adalah bangun pertumbuhan, penjenjangan dengan penutupan tajuk. Untuk keperluan penjabaran vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dengan tinggi buat menentukan indeks nilai bena dari penvusun masyarakat jenggala tersebut. Dengan penjabaran vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang bangun dengan aransemen satu masyarakat tumbuhan.
Jika berbahasa mengenai vegetasi, kita tak bisa terlepas dari komponen penyusun vegetasi itu sendiri dengan komponen tersebutlah yang jadi inti dalam penilaian vegetasi. Komponen tumbuh-tumbuhan penyusun satu vegetasi biasanya terdiri dari (Andre, 2009) :
Metode kuadran adalah alpa ahad idak memanfaatkan metode yang bilik sampel (potless). Metode ini banyak ayu buat beranggapan masyarakat yang berbentuk pohon dengan tihang (Muhammad Umar Harun, dkk, 2011).
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Waktu
Praktikum ini dilaksanakan ala musim senin copot 09 mei 2011 pukul 13.00 WIB di Lahan Arboretum Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Indralaya.
B. Alat dengan Bahan
Alat dengan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tali rafia, meteran, parang dengan buku goresan produk pengamatan.
C. Cara Kerja
1. Langkah asal yang dari pengerjaan metode ini adalah dengan berpedoman ala vegetasi dengan areal yang hendak dianalisis, kita menentukan observasi di lapangan dengan transek ialah baret benar melatas areal yang hendak diamati.
2. Penentuan api fokus ala transek tersebut.
3. Sesuaikan dengan cita-cita pergerakan kompas hingga didapatkan perpotongan yang menghasilkan 4 kuadran ialah kuadran 1,2,3, dengan 4.
4. Pada setiap kuadran dilakukan penilaian jangka diameter pohon dengan tihang dengan api fokus observasi (titik A) dengan diameter pohon ala setinggi dada alias 50 cm di atas akar papan (banir).
5. Lakukan penilaian buat pohon alias tihang yang jaraknya paling akrab dengan api fokus A.
6. Penentuan jangka buat api fokus observasi selanjutnya, dinilai dari asal observasi (A) dengan memperkirakan jangka ke B, sejauh lebih besar dari dua kali jangka rata-rata mendampingi pohon yang ada di alun-alun vegetasi yang hendak dianalisis.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil yang didapat dalam praktikum ini adalah :
Titik | Kuadran | Jarak | Jenis |
A | 1 | 155 cm | Talok |
2 | 120 cm | Akasia | |
3 | 180 cm | Akasia | |
4 | 90 cm | Seru | |
B | 1 | 175 cm | Talok |
2 | 158 cm | Akasia | |
3 | 236 cm | Akasia | |
4 | 140 cm | Seru |
B. Pembahasan
Praktikum ini mengenai penjabaran vegetasi dengan metode kuadran dimana ala metode ini memanfaatkan api fokus kuarter buat menghitung jangka dari pengamat ke pohon. Metode ini biasa digunakan buat vegetasi berbentuk jenggala alias vegetasi berbelit-belit lainnya.
Dalam praktikum kali ini di masing-masing faksi membuat 1 transek sejauh 50 m yang menghasilkan 4 kuadran. Transek tersebut dibagi jadi 2 buah kuarter dengan tiap alur berjarak 1,5 m. Di tiap api fokus pusat alur tersebut dibuat baret khayal sehingga memaruh alur jadi 2 kuarter, ala masing-masing kurter terdapat 4 kuadran. Dalam ahad kuadran hanya didaftarkan ahad jenis dari vegetasi pohon (termasuk didalamnya kategori semai, pancang, dasar dengan pohon), yang jaraknya paling akrab dengan api fokus pusat kuadran.
Karena metode kuadran ini melahirkan metode alur less method, yang berarti Metode ini melahirkan alpa ahad metode yang tak memerlukan banglas area pemungutan sampel alias satu banglas kuadrat tertentu. Oleh karena itu, bila dalam satu kuadran dalam jangka yang akrab tak terlihat adanya satu vegetasi pohon, maka investigasi bisa diteruskan sejauh mungkin sampai terdapat jenis pohon yang dimaksud, melainkan pohon tersebut masih berada di dalam alun-alun kuadran tersebut.
Metode kuadran adalah alpa ahad metode yang tak memanfaatkan bilik sampel (potless). Metode ini banyak ayu buat beranggapan masyarakat yang berbentuk pohon dengan tihang.
Berdasarkan metode pantauan banglas minimal hendak dapat di tentukan banglas kuadran yang di perlukan buat setiap bangun vegetasi tadi. Untuk setiap alur yang di sebarkan di lakukan anggaran terhadap variabel-variabel kerapatan, ketebalan dengan frekuensi. Variabel ketebalan dengan kerapatan di tentukan berasas banglas kerapatan. Dari spesies yang di temukan dari sebanyak kuadrat yang di buat.
Sistim penjabaran dalam metode ini berupa penjabaran :
1. kerapatan, ditentukan berasas kuantitas pribadi satu populasi jenis tumbuhan didalam area cuplikan. Pada jumlah bentuk kerumitan dalam melancarkan batasan pribadi tumbuhan, kerapatan dapat ditentukan dengan aturan pembagian berasas kreteria tertentu.
2. Kerimbunan, ditentukan berasas penutupan bagi populasi jenis tumbuhan. Apabila dalam menentukan kerapatan di jabarkan dalam bangun aras kerapatan, maka buat perimbunannyapun lebih ayu di gunakan aras keribunan.
3. Frekuensi, di tentukan berasas kerapatan dari jenis tumbuhan di jumpai dlam sebanyak area cuplikan (n) di bandingkan dengan seluruh alias total area cuplikan yang dibuat (N) biasa dalam persen (%).
Pada api fokus A dari masing-masing kuadran didapatkan species pendaman talok ala jangka 155cm dari titik, kuadran 2 ada tumbuhan akasia ala jangka 120cm, akasia juga terdapat ala kuadran 3 dengan jangka 180cm, dengan ala kuadran 4 terdapat pohon seru ala jangka 90m. Pada api fokus B di kuadran 1 juga terdapat tumbuhan talok ala jangka 175cm, ala kuadran 2 akasia ala jangka 158cm, kuadran 3 juga terdapat akasia ala jangka 236cm, dengan ala kuadran 4 terdapat pohon seru ala jangka 140cm.
Bentuk kehidupan dari spesies tumbuhan biasanya memegang karakteristik yang tetap. Namun spesies yang sama dapat melegalkan bangun kehidupan yang berbeda ketika tumbuh dibawah kondisi area yang berbeda. Vegetasi dapat diklasifikasikan kedalam bangun tanpa menunjuk ala nama spesies. Ini telah dibuktikan terutama dalam floristik lokasi yang belum dijamah, dengan dalam lokasi dimana vegetasi tak dapat diklasifikasikan dengan enteng dengan spesies yang dominan. Ketinggian tumbuhan digunakan sebagai kriteria dalam klasifikasi bangun kehidupan. Walaupun, beraneka macam bangun kehidupan dapat melepaskan ajaran khusus dari penjenjangan alias pelapisan dalam komunitas.
Arboretum bukan melahirkan ekosistem alami, membeda-bedakan ekosistem semi alias buatan sehingga ada bancuh yad manusia yang melahirkan tumbuhan dalam arboretum tersebut beragam (heterogen). Walaupun ala awalnya penanaman pohon di arboretum dilakukan secara merata menurut masyarakat yang hendak diciptakan. Ternyata bila dianalisis secara vertical, jenjang alias penyebaran kanopi tak merata kerapatannya. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi kompetisi mendampingi species tumbuhan di arboretum (selain bagi kerusakan manusia) dalam memperoleh sinar matahari, air dengan nutrisi-nutrisi yang ada dalam tanah.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
· Sistim penjabaran dalam metode ini berupa penjabaran kerapatan, kerimbunan, dengan frekuensi.
· metode kuadran ini melahirkan metode alur less method, yang berarti Metode ini melahirkan alpa ahad metode yang tak memerlukan banglas area pemungutan sampel alias satu banglas kuadrat tertentu.
· Dalam praktikum kali ini di masing-masing faksi membuat 1 transek sejauh 50 m yang menghasilkan 4 kuadran. Transek tersebut dibagi jadi 2 buah kuarter dengan tiap alur berjarak 1,5 m.
· Arboretum bukan melahirkan ekosistem alami, membeda-bedakan ekosistem semi alias buatan sehingga ada bancuh yad manusia yang melahirkan tumbuhan dalam arboretum tersebut beragam (heterogen).
· Bentuk kehidupan dari spesies tumbuhan biasanya memegang karakteristik yang tetap. Namun spesies yang sama dapat melegalkan bangun kehidupan yang berbeda ketika tumbuh dibawah kondisi area yang berbeda.
B. Saran
Dalam pelaksanaan praktikum ini yang perlu diperhatikan dalam pemungutan sampel adalah kecermatan sampel yang berada paling akrab dengan titik.
DAFTAR PUSTAKA
Andre.2009.Apa dengan Bagaimana Mempelajari Analisa Vegetasi. . wordpress.com/2009/04/20/ apa-dan-bagaimana-mempelajari -analisa-vegetasi/. Diakses pada 2 juni 2011.
Dedy 2010 http://dydear.multiply.com/journal/item/15/Analisa_Vegetasi diakses copot 2 juni 20101
Michael, M. 1992. Ekologi Umum. Jakarta: Universitas Indonesia.
Polunin, N. 1990. Ilmu Lingkungan dengan Ekologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Swanarmo, H, dkk. 1996. Pengantar Ilmu Lingkungan. Malang: Universitas Muhammadyah.
oke pembahasan tentang laporan ekologi metode kuadran semoga tulisan ini bermanfaat salam
Artikel ini diposting pada label , tanggal 22-10-2021, di kutip dari https://dunianesi.blogspot.com/2011/06/laporan-ekologi-metode-kuadran.html
Demikian Laporan Ekologi Metode Kuadran Laporan Praktikum Metode Kuadrat Terkecil
Anda sekarang membaca artikel Laporan Ekologi Metode Kuadran Laporan Praktikum Metode Kuadrat Terkecil dengan alamat link https://metodekuadrat.blogspot.com/2021/10/laporan-ekologi-metode-kuadran-laporan.html