Judul : Kisah Dan Biografi KH Hasyim Asy'ari
link : Kisah Dan Biografi KH Hasyim Asy'ari
Kisah Dan Biografi KH Hasyim Asy'ari
Biografi KH Hasyim Asy’ari Pendiri Nahdatul Ulama – Siapa yang tak mengenal sosok guru satu ini? Ia merupakan pendiri dari Nahdatul Ulama yang merupakan salah satu Organisasi Islam terbesar di Indonesia. Perjalanannya dalam mensyiarkan agama tauhid di bumi pertiwi ini memakan waktu yang cukup panjang. Mengikuti sabda Nabi Muhammad SAW, dimana menggunakan jalan hidupnya sebagai jalan dakwah untuk mengenal sang Pencipta Yang Esa.
Perjuangannya tak hanya dalam membela agama Illahi namun ia juga dikenal sebagai salah satu pahlawan nasional lantaran jasa – jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan Negara Republik Indonesia dari para penjajah yang merajalela di bumi pratiwi. Selain itu, fakta yang menarik lainnya ialah beliau merupakan kakek dari salah satu presiden Indonesia yaitu Bapak Abdurrahman Wahid. Siapakah ia? Ia adalah KH Hasyim Asy’ari. Lalu bagaimana kisah perjalanan hidup serta perjuangan dan juga karya – karya dari sang kiyai? Berikut selengkapnya profil dan biografi dari KH. Hasyim Asy’ari.
Perjuangannya tak hanya dalam membela agama Illahi namun ia juga dikenal sebagai salah satu pahlawan nasional lantaran jasa – jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan Negara Republik Indonesia dari para penjajah yang merajalela di bumi pratiwi. Selain itu, fakta yang menarik lainnya ialah beliau merupakan kakek dari salah satu presiden Indonesia yaitu Bapak Abdurrahman Wahid. Siapakah ia? Ia adalah KH Hasyim Asy’ari. Lalu bagaimana kisah perjalanan hidup serta perjuangan dan juga karya – karya dari sang kiyai? Berikut selengkapnya profil dan biografi dari KH. Hasyim Asy’ari.
Profil KH Hasyim Asy’ari
Nama Lengkap: Mohammad Hasjim Asy’arie
Lahir: Demak, Jawa Tengah, 10 April 1875
Wafat: Jombang, Jawa Timur, 07 September 1947
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Profesi: Ulama, Pejuang
Organisasi : Nahdatul Ulama (Pendiri)
Pesantren: Pesantren Tebuireng (Pendiri)
Orang Tua: Kyai Asy’ari (Ayah); Halimah (Ibu)
Istri – istri : Nyai Nafiqoh; Nyai Masruroh; dll.
Anak – anak : Hannah; Khoiriyah; Aisyah; Azzah; Abdul Wahid; Abdul Karim; Ubaidillah; Mashurroh; Mohammad Yusuf; Abdul Qodir; Fatimah; Chotijah; Mohammad Ya’kub
Penghargaan : Pahlawan Nasional Indonesia
Biografi KH Hasyim Asy’ari Pendiri Nahdatul Ulama – Siapa yang tak mengenal sosok guru satu ini? Ia merupakan pendiri dari Nahdatul Ulama yang merupakan salah satu Organisasi Islam terbesar di Indonesia. Perjalanannya dalam mensyiarkan agama tauhid di bumi pertiwi ini memakan waktu yang cukup panjang. Mengikuti sabda Nabi Muhammad SAW, dimana menggunakan jalan hidupnya sebagai jalan dakwah untuk mengenal sang Pencipta Yang Esa.
Perjuangannya tak hanya dalam membela agama Illahi namun ia juga dikenal sebagai salah satu pahlawan nasional lantaran jasa – jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan Negara Republik Indonesia dari para penjajah yang merajalela di bumi pratiwi. Selain itu, fakta yang menarik lainnya ialah beliau merupakan kakek dari salah satu presiden Indonesia yaitu Bapak Abdurrahman Wahid.
Siapakah ia? Ia adalah KH Hasyim Asy’ari. Lalu bagaimana kisah perjalanan hidup serta perjuangan dan juga karya – karya dari sang kiyai? Berikut selengkapnya profil dan biografi dari KH. Hasyim Asy’ari.
Profil KH Hasyim Asy’ari
Nama Lengkap: Mohammad Hasjim Asy’arie
Lahir: Demak, Jawa Tengah, 10 April 1875
Wafat: Jombang, Jawa Timur, 07 September 1947
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Profesi: Ulama, Pejuang
Organisasi : Nahdatul Ulama (Pendiri)
Pesantren: Pesantren Tebuireng (Pendiri)
Orang Tua: Kyai Asy’ari (Ayah); Halimah (Ibu)
Istri – istri : Nyai Nafiqoh; Nyai Masruroh; dll.
Anak – anak : Hannah; Khoiriyah; Aisyah; Azzah; Abdul Wahid; Abdul Karim; Ubaidillah; Mashurroh; Mohammad Yusuf; Abdul Qodir; Fatimah; Chotijah; Mohammad Ya’kub
Penghargaan : Pahlawan Nasional Indonesia
Biodata KH Hasyim Asy'ari, Profil KH Hasyim Asy'ari, Kisah KH Hasyim Asy'ari, Biografi KH Hasyim Asy'ari
Mohammad Hasjim Asy’ari merupakan anak ke-3 dari sepuluh bersaudara. Ia putra dari seorang ulama bernama Kyai Asy’ari yang menikah dengan Halimah yang merupakan keturunan dari Raja Brawijaya V dari Kerajaan Majapahit, salah satu kerajaan Hindu terbesar di Indonesia.
Berbekal ilmu agama dari ayah dan juga kakeknya yang merupakan seorang ulama, Hasyim memiliki ilmu agama yang cukup baik. Kakeknya, Kyai Utsman merupakan pendiri pesantren Nggendang di Jombang, Jawa Timur. Sejak usianya 15 tahun, Kyai Hasyim rajin menempuh ilmu dari berbagai pesantren. Ia berkelana ke beberapa pesantren untuk menimba ilmu agama.
Di tahun 1892, KH. Hasyim menikah kembali dengan Nyai Nafisyah yang merupakan putri dari Kyai Ya’Kub. Tak lama dari pernikahannya itu, Kyai Hasyim beserta istri dan mertuanya pergi ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji. Sesampainya di Mekkah, setelah selesai menunaikan ibadah haji, Kyai Hasyim tak langsung kembali ke tanah air.
Dirinya menyempatkan untuk menimba ilmu agama bersama dengan ulama – ulama besar asal Indonesia di tanah suci seperti Sayyid Husein Al-Habsyi. KH. Hasyim mempergunakan waktu dan kesempatan saat di tanah suci untuk memperdalam hadist – hadist Nabi Muhammad SAW dan juga ilmu Tassawuf.
yaikh Mafudz merupakan salah satu guru KH. Hasyim yang mengajarkan tentang hadist Sahih Bukhari. Ia merupakan ulama pertama asal Indonesia, lebih tepatnya berasal dari pacitan yang mengajar sebagai ahli hadist di Mekkah. Kajian tentang hadist merupakan favourite dari sang Kyai.
Ia senang mempelajari lengkap tentang ilmu hadist, fikih, dan lainnya. Sekitar tujuh bulan di Mekkah bersama istri dan mertuanya, anak pertamanya Nyai Nafisyah lahir tepat saat mereka di tanah suci. Namun sayang sekali, tak lama setelah melahirkan, sang istri meninggal. Empat puluh hari setelah istrinya meninggal, putranya yang baru lahir itu juga menyusul ibunya menghadap yang kuasa.
Kesedihan pun memenuhi relung hari sang kyai. Namun, ia tak boleh berlarut – larut dalam kesedihan, karena beliau yakin semua ini ialah takdir dari sang pencipta. Tak lama dari itu, KH. Hasyim pun kembali ke tanah air bersama dengan mertuanya.
Ia senang mempelajari lengkap tentang ilmu hadist, fikih, dan lainnya. Sekitar tujuh bulan di Mekkah bersama istri dan mertuanya, anak pertamanya Nyai Nafisyah lahir tepat saat mereka di tanah suci. Namun sayang sekali, tak lama setelah melahirkan, sang istri meninggal. Empat puluh hari setelah istrinya meninggal, putranya yang baru lahir itu juga menyusul ibunya menghadap yang kuasa.
Kesedihan pun memenuhi relung hari sang kyai. Namun, ia tak boleh berlarut – larut dalam kesedihan, karena beliau yakin semua ini ialah takdir dari sang pencipta. Tak lama dari itu, KH. Hasyim pun kembali ke tanah air bersama dengan mertuanya.
KH. Hasyim kembali berguru ke Mekkah di tahun berikutnya, yakni 1893. Di kesempatan itu, Kyai menghabiskan waktu yang cukup lama untuk lebih lanjut memperdalam ilmu agama. Selain itu, ia juga mengunjungi makam – makan nabi, salah satunya makam Nabi Muhammad SAW di Madinah.
Setelah bertahun – tahun dan merasa cukuo dengan ilmu yang diperolehnya dari para guru di Mekkah, Kyai Hasyim kembali ke tanah air untuk mengajarkan ilmu yang telah ia peroleh selama ini. Awalnya, ia mengajar di Pesantren Nggedang milik kakeknya. Kemudian ia hijrah ke Jombang dan mengajar di salah satu pesantren di Jombang.
Tak lama dari itu ia kembali ke Nggedang dan kembali berdakwah. Di suatu desa bernama Tebu Ireng dikenal sebagai tempat yang khas akan maksiat. Dari sinilah kemudian KH. Hasyim tertarik untuk mendirikan sebuah pesantren untuk mensyiarkan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Kini tempat tersebut menjadi kawasan pendidikan syiar islam. Pesantren Tebu Ireng merupakan salah satu pesantren terbesar di Indonesia.
Setelah bertahun – tahun dan merasa cukuo dengan ilmu yang diperolehnya dari para guru di Mekkah, Kyai Hasyim kembali ke tanah air untuk mengajarkan ilmu yang telah ia peroleh selama ini. Awalnya, ia mengajar di Pesantren Nggedang milik kakeknya. Kemudian ia hijrah ke Jombang dan mengajar di salah satu pesantren di Jombang.
Tak lama dari itu ia kembali ke Nggedang dan kembali berdakwah. Di suatu desa bernama Tebu Ireng dikenal sebagai tempat yang khas akan maksiat. Dari sinilah kemudian KH. Hasyim tertarik untuk mendirikan sebuah pesantren untuk mensyiarkan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Kini tempat tersebut menjadi kawasan pendidikan syiar islam. Pesantren Tebu Ireng merupakan salah satu pesantren terbesar di Indonesia.
KH Hasyim tak hanya dikenal sebagai alim ulama namun ia juga dikenal sebagai salah satu tokoh pejuang di Indonesia. Kiprahnya dalam melawan penjajah dihargai dengan gelar Pahlawan Nasional Indonesia. KH Hasyim dikenal telah menerbitkan banyak buku – buku tentang agama Islam, selain itu ia juga menularkan pemikiran – pemikiran positif dan membakar semangat pemuda dalam melawan penjajahan di bumi pertiwi. Atas pemikirannya, tanggal 22 Oktober dijadikan sebagai Hari Pahlawan Nasional.
KH Hasyim mendirikan organisasi islam bernama Nahdatul Ulama yang berarti Kebangkitan Ulama pada tahun 1926. Pemikiran – pemikiran beliau mempengaruhi sebagian besar umat islam di Indonesia. Pasca kemerdekaan, KH Hasyim dipilih menjadi ketua dewan Majelis Syuro Ulama Indonesia.
Jabatan tersebut masih dipegangnya sampai di tahun 1947 lantaran tiba – tiba beliau mengalami pendarahan otak yang kemudian menyebabkan beliau wafat tepat di tanggal 07 September. Kepergiannya membawa kesedihan warga sekitar terutama para murid – muridnya. Namun, ia meninggalkan begitu banyak karya – karya yang mencerahkan pemuda – pemudi Indonesia mengenal ajaran yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW.
Demikian profil dan biografi dari sang Maha Guru, KH. Hasyim Asy’ari, semoga bermanfaat bagi anda yang membacanya.
Demikian Kisah Dan Biografi KH Hasyim Asy'ari
Sekianlah postingan Artikel Kisah Dan Biografi KH Hasyim Asy'ari kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, jangan lupa berkunjung kembali untuk postingan artikel lainnya, dan Terima kasih
Anda sekarang membaca artikel Kisah Dan Biografi KH Hasyim Asy'ari dengan alamat link https://metodekuadrat.blogspot.com/2016/10/kisah-dan-biografi-kh-hasyim-asy.html