ANALISIS VEGETASI METODE KUADRAN Metode Plot Adalah

ANALISIS VEGETASI METODE KUADRAN Metode Plot Adalah - Hallo semua metode kuadrat, Pada Postingan kali ini yang berjudul ANALISIS VEGETASI METODE KUADRAN Metode Plot Adalah, telah kami persiapkan dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel metode kuadrat adalah, ini dapat anda pahami. dan bermanfaat, selamat membaca.

Judul : ANALISIS VEGETASI METODE KUADRAN Metode Plot Adalah
link : ANALISIS VEGETASI METODE KUADRAN Metode Plot Adalah

Baca juga


ANALISIS VEGETASI METODE KUADRAN Metode Plot Adalah

ANALISIS VEGETASI METODE KUADRAN

Hi, selamat siang, di kesempatan akan membawakan tentang metode plot adalah ANALISIS VEGETASI METODE KUADRAN simak selengkapnya 

ANALISIS VEGETASI METODE KUADRAN

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

EKOLOGI PERTANIAN

ANALISIS VEGETASI

METODE KUADRAN

KHAYATU KHOIRI

05121407020

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

2013

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Vegetasi melambangkan masyarakat tumbuhan yang bernapas di pada satu tempat pada satu ekosistem. Masyarakat tumbuhan ( komune ) adalah kumpulan populasi tumbuhan yang memangku memegang satu habitat.  Jadi pengertian komune analog dengan pengertian vegetasi. Bentuk vegetasi bisa terbentuk dari ahad model komune ataupun disebut dengan konsosiasi seperti jenggala vinus , padang lalang dan lain-lain. Sedangkan yang dibentuk dari macam-macam model komune disebut afiliasi seperti jenggala hujan tropis, padang gembalaan dan lain-lain.

Dalam mempelajari vegetasi , dibedakan antara belajar floristic dengan pengurangan vegetasi, dibedakan antara belajar floristic denan pengurangan vegetasi. Pada belajar floristic bukti yang terdapat berupa bukti kualitatif, ialah bukti yang menunjukan bagaimana habtus dan diseminasi satu model tanaman. Sedangkan pengurangan vegetasi bukti yang terdapat berupa bukti kualitatif dan kuantiatif. Data kuantitatif memaklumatkan jumlah , barometer , berat banal , berat basah satu jenis. Frekuensi temuan dan banglas alun-alun yang ditumbhinya. Data kuantitatif di bisa dari produk penjabaran kontrol petak contoh lapangan, sedangkan bukti kualitatif didapat dari produk kontrol dilapangan berdasarkan kontrol yang luas.

Dalam memanipulasi pengurangan vegetasi ada dobel nilai yang di amati , ialah nilai ekonomi dan nilai bologi. Nilai ekonomi satu vegetasi bisa dilihat dari daya vegetasi-vegetasi tersebut buat melahirkan devisa seperti vegetasi seperti vegetasi yang berupa pokok kayu yang diambil kayunya ataupun vegetasi padang rumput yang bisa dijadikan padang penggembangan ternak dan lain-lain. Sedangkan pada nama biologi satu vegetasi bisa dilihat andil vegetasi tersebut., seperti vegetasi jenggala yang bisa dijadiakan akar makanan , relung, natur ( tempat istirahat, bercengkrama, bermijah jumlah model hewan ), pengatur iklim, pengatur tata cucuran cairan dan indicator buat jumlah unsur tanah dan lain-lain.

Dalam praktikum kali ini hanya berderai beratkan pada eksploitasi pengurangan dengan memakai metode kuadran. Metode kuadran adalah cacat ahad metode yang tidak memakai petak contoh  (plotless) metode ini banyak apik buat berniat komune yang berupa pokok kayu dan tihang, contohnya vegetasi hutan. Apabila garis tengah tersebut bertambah besar ataupun sama dengan 20 cm maka disebut pohon, dan jika garis tengah tersebut antara 10-20 cm maka disebut pole (tihang), dan jika tinggi pokok kayu 2,5 m sampai garis tengah 10 cm disebut saling ataupun belta ( cerocok ) dan mulai anak uang sampai pohaon selevel 2,5 meter disebut seedling ( anakan/semai ).

Metode kuadran encer dan bertambah cepat digunakan buat melihat komposisi, dominansi pokok kayu dan menaksir volumenya. Metode ini encer dan bertambah cepat digunanakan buat melihat komposisi, kekuasaan pokok kayu dan menksir volumenya. Metode ini sering sekali disebut jua dengan garis besar less method karena tidak membutuhkan garis besar dengan barometer tertentu, bilangan cuplikan hanya berupa titik.  Metode ini klop digunakan pada individu yang bernapas tersebar sehingga buat melaksanakan analisa denga melaksanakan anggaran ahad persatu bakal membutuhkan waktu yang banyak lama, biasanya metode ini digunakan buat vegetasi berupa jenggala ataupun vegetasi berbelit-belit lainnya. Beberapa bawaan yang diperoleh pada individu tumbuhan pada membent Para pakar natur memandang vegetasi sebagai cacat ahad anasir dari ekosistem, yang bisa melukiskan pengaruh dari kondisi-kondisi faktor lingkungn dari sejarah dan pada fackor-faktor itu encer diukur dan nyata. Dengan demikian pengurangan vegetasi menurut awas dipakai sebagai instrumen buat mempersaksikan informasi yang berarti akan komponen-komponen lainnya dari satu ekosistem.

Ada dobel fase pada analisis vegetasi ini, ialah mendiskripsikan dan menganalisa, yang sendiri-sendiri menciptakan berbagi corat-coret ancangan yang berlainan. Metode manapun yang dipilih yang penting adalah harus disesuaikan dengan tujuan  kajian, banglas ataupun sempitnya yang embuh diungkapkan, keahlian pada bidang botani dari pelaksana (dalam kejadian ini adalah pengetahuan pada sistimatik), dan disimilaritas vegetasi menurut alamiah itu sendiri (Webb, 1954).

Di Indonesia Perkembangan eksplorasi Vegetasi sampai tahun 1980 menebak dilaporkan akibat Kartawinata (1990), yang mengevaluasi buku yang ada melanda Vegetasi dan natur tumbuhan di Indonesia, memberitahukan bahwa bidang ini belum banyak diteliti. Banyak dari informasi akan natur tumbuhan pada beragam buku seperti serie buku Ekologi Indonesia (misalnya MacKinnon dkk., 1996 dan Whitten dkk.,1984) berdasarkan beragam eksplorasi di Malaysia. Berbagai eksplorasi secuil besar terfokus pada ekosistem hutan, terutama jenggala pamah dipterokarp (lowland dipterocarp). Sebagian besar informasi buat kawasan fitogeografi Malesia (Brunei, Filipina, Indonesia, Malaysia, Papua New Guinea dan Timor Leste) menebak disintesis akibat Whitmore (1984) pada bukunya Tropical Rain Forests of the Far East. Data vegetasi biogeografi dan natur akan Papua New Guinea (misalnya Paijmans, 1976; Gressitt, 1982; Johns, 1985, 1987a,b; Brouns, 1987; Grubb dan Stevens 1985) bisa diterapkan buat Papua

Para pakar natur memandang vegetasi sebagai cacat ahad anasir dari ekosistem, yang bisa melukiskan pengaruh dari kondisi-kondisi faktor lingkungn dari sejarah dan pada fackor-faktor itu encer diukur dan nyata. Dengan demikian pengurangan vegetasi menurut awas dipakai sebagai instrumen buat mempersaksikan informasi yang berarti akan komponen-komponen lainnya dari satu ekosistem.

Ada dobel fase pada analisis vegetasi ini, ialah mendiskripsikan dan menganalisa, yang sendiri-sendiri menciptakan berbagi corat-coret ancangan yang berlainan.

Metode manapun yang dipilih yang penting adalah harus disesuaikan dengan tujuan  kajian, banglas ataupun sempitnya yang embuh diungkapkan, keahlian pada bidang botani dari pelaksana (dalam kejadian ini adalah pengetahuan pada sistimatik), dan disimilaritas vegetasi menurut alamiah itu sendiri.

Kehadiran vegetasi pada satu landscape bakal memberikan dampak afirmatif bagi ekuilibrium ekosistem pada skala yang bertambah luas. Secara awam andil vegetasi pada satu ekosistem terkait dengan pengaturan ekuilibrium karbon dioksida dan oksigen pada udara, perbaikan bawaan fisik, kimia dan biologis tanah, pengaturan tata cairan tanah dan lain-lain. Meskipun menurut awam kedatangan vegetasi pada satu bilangan memberikan dampak positif, tetapi pengaruhnya bervariasi tergantung pada struktur dan arsitektur vegetasi yang berkembang pada alun-alun itu. Sebagai contoh vegetasi menurut awam bakal mengurangi laju erosi tanah.

B. Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah buat mempelajari kaidah pengurangan vegetasi dengan metode kuadran.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Frekuensi adalah nilai besaran yang memaklumatkan derajat diseminasi model didalam komunitasnya. Angka ini terdapat dengan membesuk perbandingan jumlah dari petak-petak yang diduduki satu model atas kebulatan petak yang diambil sebagai petak contoh di pada melaksanakan pengurangan vegetasi. Frekuensi dipengaruhi akibat jumlah factor, seperti banglas petak contoh, diseminasi tumbuhan dan barometer model tumbuhan.

Dominansi adalah besaran yang digunakan buat memaklumatkan derajat penguasaan ruang ataupun tempat berkembang , berapa banglas areal yang ditumbuhi akibat sejenis tumbuhan ataupun kemampuan satu model tumbuhan buat bersaing tehadap model lainnya. Dalam penilaian dominansi bisa digunakan jalan kelindungan ( kesudahan judul ), banglas basah bilangan , biomassa, ataupun volume.

Dengan pengurangan vegetasi bisa terdapat informasi kuantitatif akan struktur dan arsitektur satu komune tumbuhan. Berdasarkan tujuan pendugaan kuantitatif komune vegetasi dikelompokkan  vegetasi, keadaan dan tanah berhubungan baik dan pada masing-masing tempat mempunyai ekuilibrium yang spesifik. Dalam ilmu vegetasi menebak dikembangkan beragam metode buat menganalisis satu vegetasi yang banyak membantu pada mendekripsikan satu vegetasi bertemu dengan tujuannya. Dalam kejadian ini satu metodologi banyak berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan pada bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan beragam aral yang ada (Anonim. 2009).

Dalam enumerasi penutupan judul ini, barisannya dilakukan dengan kaidah memperkirakan luasan judul buat tiap model yang diperoleh pada petak contoh, kemudian dicari domonansi relatifnya. Selanjutnya jalan penutupan judul bisa diukur proyeksi judul tanah. biomassa adalah barometer buat memaklumatkan berat satu tumbuhan. Sedangkan volume bisa dihitung dari hitung panjang banglas basal bilangan x tinggi tumbuhan bebas cabang x factor koeksi pohon.

Metode kuadran adalah cacat ahad metode yang tidak memakai petak contoh  (plotless) metode ini banyak apik buat berniat komune yang berupa pokok kayu dan tihang, contohnya vegetasi hutan. Apabila garis tengah tersebut bertambah besar ataupun sama dengan 20 cm maka disebut pohon, dan jika garis tengah tersebut antara 10-20 cm maka disebut pole (tihang), dan jika tinggi pokok kayu 2,5 m sampai garis tengah 10 cm disebut saling ataupun belta ( cerocok ) dan mulai anak uang sampai pohaon selevel 2,5 meter disebut seedling ( anakan/semai ).

Metode kuadran encer dan bertambah cepat digunakan buat melihat komposisi, dominansi pokok kayu dan menaksir volumenya. Metode ini encer dan bertambah cepat digunanakan buat melihat komposisi, kekuasaan pokok kayu dan menksir volumenya. Metode ini sering sekali disebut jua dengan garis besar less method karena tidak membutuhkan garis besar dengan barometer tertentu, bilangan cuplikan hanya berupa titik.  Metode ini klop digunakan pada individu yang bernapas tersebar sehingga buat melaksanakan analisa denga melaksanakan anggaran ahad persatu bakal membutuhkan waktu yang banyak lama, biasanya metode ini digunakan buat vegetasi berupa jenggala ataupun vegetasi berbelit-belit lainnya. Beberapa bawaan yang diperoleh pada individu tumbuhan pada membentuk populasinya, dimana bawaan – sifatnya bila di analisa bakal menolong pada memasang struktur komunitas.

Kurva genus bilangan melambangkan langkah dahulu yang digunakan buat menganalisis vegetasi yang memakai petak contoh. Kurva genus bilangan digunakan mendapat luasan minimum petak contoh yang dianggap bisa mewakili satu corak vegetasi pada satu kediaman eksklusif yang alang dipelajari. Luasan petak contoh mempunyai hubungan baik dengan keragaman model yang diperoleh pada areal tersebut. Makin beraneka ragam model yang diperoleh pada areal tersebut makin banglas kurva genus areanya.

Untuk mempelajari arsitektur vegetasi perlu dilakukan pembuatan petak-petak kontrol yang sifatnya kekal ataupun sementara. Menurut Soerianegara (1974) petak-petak tersebut bisa berupa petak tunggal, petak kembar ataupun berupa kolom ataupun dengan metode tanpa petak. Pola komune dianalisis dengan metode ordinasi yang bagi Dombois dan E1lenberg (1974) pengambilan cuplikan garis besar bisa dilakukan dengan random, sistematik ataupun menurut subyektif ataupun faktor gradien lingkungan tertentu.

Untuk mendapat informasi vegetasi menurut obyektif digunakan metode ordinasi dengan membanjarkan contoh-contoh (releve) beralasan koefisien ketidaksamaan (Marsono, 1987). Variasi pada releve melambangkan dasar buat mencari cermin vegetasinya. Dengan ordinasi terdapat releve vegetasi pada bentuk acuan geometrik yang sedemikian rupa sehingga releve yang paling serupa mengacaukan arsitektur genus beserta kelimpahannya bakal rnempunyai posisi yang saling berdekatan, sedangkan releve yang berlainan bakal saling berjauhan. Ordinasi bisa lagi digunakan buat menghubungkan cermin ceceran model jenis dengan perubahan faktor lingkungan.

Vegetasi melambangkan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terjadi dari jumlah model yang bernapas bersama-sama pada satu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut diperoleh interaksi yang erat, apik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga melambangkan satu bentuk yang bernapas dan berkembang serta dinamis (Marsono, 1977).

Vegetasi, tanah dan keadaan berhubungan baik dan pada masing-masing tempat mempunyai ekuilibrium yang spesifik. Vegetasi di satu tempat bakal berlainan dengan vegetasi di tempat 1ain karena berlainan lagi faktor lingkungannya. Vegetasi jenggala melambangkan sesuatu bentuk yang dinamis, acap berkembang bertemu dengan keadaan habitatnya.

Cara ini terjadi dari satu semarak titik-titik yang menebak ditentukan di lapang, dengan letak bisa tersebar menurut random ataupun melambangkan balur lurus (berupa deretan titik-titik). Umumnya dilakukan dengan lembaran titik-titik berdasarkan balur lurus yang satu bahasa dengan mata angin (arah kompas).Titik fokus kuadran adalah api fokus yang membatasi balur transek setiap jarak 10 m (Polunin, 1990).

Profil arsitektur ini dijadikan dasar buat mendapat gembara komposisi, struktur vertical dan melintang satu vegetasi, sehingga memberikan informasi melanda gelora pokok kayu dan hal ekologinya. Dari profil asiktektur ini jua bisa terbongkar interaksi antara sendiri-sendiri individu pokok kayu dan andil di pada ekosistem sustu komune vegetasi. Halle et.al (1987) mengolongkan pohon-pohon yang diperoleh didalam satu komonitas jenggala alam tropika berdasarkan kepada kenampakan arsitektur, barometer pokok kayu dan keadaan biologi pohon, menjadi 3 golongan pokok kayu ialah :

a.         Pohon pada era datang ( les arbres du future, trees of future ), ialah pohon-pohon yang mempunyai kemampuan buat berkembang bertambah lanjut ataupun pada massa datang. Pohon tersebut pada era ini melambangkan pokok kayu yang berpengaruh dan , diharapkan pada era datang kan mengantikan pohon-pohon yang pada era ini dominan.

b.        Pohon era kini ( les arbres du persent, trees of persent ), pohon-pohon yang alang berkembang penuh dan melambangkan pokok kayu yang berpengaruh yang paling memasang profil arsitektur komnitas era ini.

c.         Pohon pada era ( les arbres du past , trees of past ) ialah pohon-pohon yans sudah tua dan mulai mengalami kerusakan dan kemudian bakal mati. Biasanya pohon- pokok kayu ini melambangkan pokok kayu tua yang tidak produktif.

Berdasarkan barometer pokok kayu maka pengolongan pohon-pohon tersebut adalah :

a.         Pohon era nanti : Ht Hn ; Ht bertambah halus dari tinngi pokok kayu biasa maksimum, Ht 100 Dbh’ dan HI ½ Ht.

b.        Pohon pada era kini : Ht Hn ; Ht mendekati sama dengan tinggi pokok kayu normal, Ht 100 Dbh’ dan HI ½ ht.

c.         Pohon pada era lampau : Ht Hn ; Ht sudah tidak bisa meningkat lagi, Ht 100 Dbh’ dan HI ½ Ht. Pada golongan ini pokok kayu  sudah mengalami kerusakan, tidak produktif, dan tua.

Metode kuadrat, bentuk percontoh ataupun cuplikan bisa berupa segi empat ataupun bundaran yang melukiskan banglas bilangan tertentu. Luasnya bisa bervariasi bertemu dengan bentuk vegetasi ataupun ditentukan dahulu banglas minimumnya. Untuk pengurangan yang memakai metode ini dilakukan anggaran atas variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan saluran (Surasana, 1990).

Metode kuadran encer dan bertambah cepat digunakan buat melihat komposisi, dominansi pokok kayu dan menaksir volumenya. Metode ini sering sekali disebut jua dengan garis besar less method karena tidak membutuhkan garis besar dengan barometer tertentu, bilangan cuplikan hanya berupa titik.  Metode ini klop digunakan pada individu yang bernapas tersebar sehingga buat melaksanakan analisa denga melaksanakan anggaran ahad persatu bakal membutuhkan waktu yang banyak lama, biasanya metode ini digunakan buat vegetasi berupa jenggala ataupun vegetasi berbelit-belit lainnya. Beberapa bawaan yang diperoleh pada individu tumbuhan pada membent Para pakar natur memandang vegetasi sebagai cacat ahad anasir dari ekosistem, yang bisa melukiskan pengaruh dari kondisi-kondisi faktor lingkungn dari sejarah dan pada fackor-faktor itu encer diukur dan nyata. Dengan demikian pengurangan vegetasi menurut awas dipakai sebagai instrumen buat mempersaksikan informasi yang berarti akan komponen-komponen lainnya dari satu ekosistem (Andrie, 2011).

Ada dobel fase pada analisis vegetasi ini, ialah mendiskripsikan dan menganalisa, yang sendiri-sendiri menciptakan berbagi corat-coret ancangan yang berlainan. Metode manapun yang dipilih yang penting adalah harus disesuaikan dengan tujuan  kajian, banglas ataupun sempitnya yang embuh diungkapkan, keahlian pada bidang botani dari pelaksana (dalam kejadian ini adalah pengetahuan pada sistimatik), dan disimilaritas vegetasi menurut alamiah itu sendiri (Naughhton.1973).

Kelimpahan setiap genus individu ataupun model struktur biasanya dinyatakan sebagai satu persen jumlah absolut spesises yang ada pada komunitas, dan dengan demikian melambangkan penilaian yang relatife. Secara bersama-sama, kelimpahan dan saluran adalah banyak penting pada memasang struktur komune (Michael, 1994).

Sistem Analisis dengan metode kuadrat:

Kerapatan, ditentukan berdasarkan jumlah individu satu populasi model tumbuhan di pada bilangan tersebut. Kerimbunan ditentukan berdasarkan penutupan alun-alun cuplikan akibat populasi model tumbuhan. Dalam praktikum ini, eksklusif buat variabel keeratan dan kerimbunan, kaidah anggaran yang dipakai pada metode kuadrat adalah berdasarkan bagian keeratan dan bagian kerimbunan yang ditulis akibat Braun Blanquet (1964). Sedangkan saluran ditentukan berdasarkan kekerapan dari model tumbuhan dijumpai pada sejumlah bilangan cuplikan (n) dibandingkan dengan seluruh absolut bilangan cuplikan yang dibuat (N), biasanya pada persen (%) (Indriyanto,2006,)

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum akan Metode Kuadran ini dilaksanakan di lahan Arborectum percobaan Universitas Sriwijaya, Inderalaya.

Praktikum ini dilaksanakan pada coplok 16 April 2013 pada pukul 13.00 WIB sampai dengan selesai.

B. Alat dan Bahan

Alat dan benih yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai beserta :

1.        Tali Rapiah

2.        Meteran

3.        Patok kayu

4.        Pena dan kertas

C. Cara Kerja

1. Langka dahulu dari pengerjaan metode ini adalah dengan berpedoman pada vegetasi dan areal yang bakal dianalisis, kita memasang kontrol di lapang dengan transek ialah balur lurus memotong areal yang bakal diamati

2. Langkah kemudian tentukan satu api fokus (misal api fokus A) terletak pada transek tersebut. Pada api fokus A tersebut dibuat balur lurus yang tegak lurus atas transek

3. Selanjutnya buat cita-cita pergerakan (kompas) disesuaikan dengan cita-cita transek, produk dari perpotongan balur dengan transek tersebut didapatkan empat kuadran ialah kuadran 1,2,3 dan 4

4. Pada setiap kuadran dilakukan penilaian jarak garis tengah pokok kayu dan tihang dengan api fokus kontrol  (titik A) dan garis tengah pokok kayu pada selevel front ataupun sama dengan 20 cm disebut pohon, dan jika garis tengah tersebut diantara 10-20 cm maka disebut pole (tihang) dan jika tinggi pokok kayu 2,5 m sampai garis tengah 10 cm disebut saling ataupun belta (pancang) dan mulai anak uang sampai pokok kayu selevel 2,5 m disebut seedling (anakan/semai)

5. Penentuan jarak antara titik-titik kontrol kemudian dinilai dari dahulu kontrol (A) dengan memperkirakan jarak ke B, sejauh bertambah besar dobel kali jarak hitung panjang antar pokok kayu yang ada di alun-alun vegetasi yang bakal dianalisa.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Setelah melaksanakan praktikum di lahan aboretum didapatlah produk sebagai beserta :

Tabel produk kontrol pengurangan vegetasi dengan metode kuadran

Titik A

Kuadran Jumlah

  Pohon Tihang Semak Anakan

I 2 3 4 7

II 3 4 6 11

III 1 1 2 -

IV 1 2 8 15

Titik B

Kuadran Jumlah

Pohon Tihang Semak Anakan

I - 3 4 7

II - 2 6 11

III - 1 2 -

IV 1 2 8 15



B. Pembahasan

Metode kuadran ini melambangkan metode garis besar less method, yang berarti Metode ini melambangkan cacat ahad metode yang tidak memerlukan banglas tempat pengambilan contoh ataupun satu banglas kuadrat tertentu. Oleh karena itu, bila pada satu kuadran pada jarak yang akrab tidak datang adanya satu vegetasi pohon, maka eksplorasi bisa diteruskan sejauh mungkin sampai ditemukan model pokok kayu yang  dimaksud, tetapi pokok kayu tersebut masih berada di pada alun-alun kuadran tersebut. Cara ini  terdiri dari satu semarak titik-titik yang menebak ditentukan di lapang, dengan letak bisa tersebar menurut random ataupun melambangkan balur lurus (berupa deretan titik-titik). Umumnya dilakukan dengan lembaran titik-titik berdasarkan balur lurus yang satu bahasa dengan mata angin (arah kompas). Titik fokus kuadran adalah api fokus yang membatasi balur transek setiap jarak 50 m. Dari keduaplot tersebut bisa terbongkar ada genus berpengaruh seperti kayu seru karena model genus tersebut diperoleh hampir di setiap plot.

Kegiatan yang dilakukan pada praktikum ini adalah mengamati jumlah tanaman yang bersarang ke pada kuadran yang menebak ditentukan, apakah bersarang ke pada kuadran I, II, III ataupun IV. Sebelum mengamati model dan jumlah tanaman yang ada, terlebih dahulu dilakukan penentuan api fokus fokus A dengan barometer balur transek. Garis transek disini memakai benang rafiah, panjang balur transek pada praktikum ini adalah 50 m. Setelah api fokus fokus ditentukan barulah memasang barometer buat masing-masing kuadran ialah pohon. Setelah api fokus fokus A selesai ditentukan api fokus fokus B ialah 50 m sama seperti balur transek api fokus A. Untuk api fokus fokus B sama seperti api fokus fokus A, ditentukan model dan jumlah tanaman berdasrkan kuadran yang menebak ditentukan.

Metode ini memakai api fokus kuarter buat menghitung jarak dari pengamat ke pohon. Metode ini biasa digunakan buat vegetasi berupa jenggala ataupun vegetasi berbelit-belit lainnya. Tiap kelompok mendapat tansek sepanjang 50 m. Transek tersebut dibagi menjadi 2 buah kuarter dengan tiap garis besar berjauh 50 m. Di tiap api fokus fokus garis besar tersebut dibuat balur khayal sehingga membagi garis besar menjadi 3 kuarter, pada sendiri-sendiri kurter diperoleh 4 kuadran. Dalam ahad kuadran hanya didaftarkan ahad model dari vegetasi pokok kayu (termasuk didalamnya kategori semai, pancang, asas dan pohon), yang jaraknya paling akrab dengan api fokus fokus kuadran. Arboretum bukan melambangkan ekosistem alami, melainkan ekosistem taruk ataupun buatan sehingga ada campur yad anak Adam yang menyebabkan tumbuhan pada arboretum tersebut beraneka ragam (heterogen). Walaupun pada awalnya penanaman pokok kayu di arboretum dilakukan menurut meluas bagi komune yang bakal diciptakan. Ternyata bila dianalisis menurut vertical, strata ataupun diseminasi kanopi tidak meluas kerapatannya. Hal ini memberitahukan bahwa menebak terjadi kompetisi antar species tumbuhan di arboretum (selain akibat kerusakan manusia) pada mendapat cahaya matahari, cairan dan nutrisi-nutrisi yang ada pada tanah. Bentuk kehidupan dari genus tumbuhan biasanya memiliki karakteristik yang tetap. Namun genus yang sama bisa melegalkan bentuk kehidupan yang berlainan ketika berkembang dibawah hal lingkungan yang berbeda. Vegetasi bisa diklasifikasikan kedalam struktur tanpa menunjuk pada nama spesies. Ini menebak dibuktikan terutama pada floristik lokasi yang belum dijamah, dan pada lokasi dimana vegetasi tidak bisa diklasifikasikan dengan encer dengan genus yang dominan. Ketinggian tumbuhan digunakan sebagai kriteria pada kategorisasi bentuk kehidupan. Walaupun, beragam bentuk kehidupan bisa memberikan adicita eksklusif dari stratifikasi ataupun penjenjangan pada komunitas.

Analisa vegetasi adalah kaidah mempelajari lembaran (komponen jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi ataupun masyarakat tumbuh-tumbuhan. Hutan melambangkan anasir kediaman terpenting bagi kehidupan akibat karenanya hal masyarakat tumbuhan di pada jenggala apik arsitektur model tumbuhan, dominansi spesies, keeratan nmaupun keadaan penutupan tajuknya perlu diukur. Selain itu pada satu natur jenggala satuan yang bakal diselidiki adalah satu tegakan, yang melambangkan afiliasi konkrit (Soerianegara, 1988).

Beberapa metodologi yang awam dan banyak efektif serta berdaya guna jika digunakan buat penelitian, ialah metode kuadrat, metode garis, metode tanpa garis besar dan metode kwarter. Akan tetapi pada praktikum kali ini hanya berderai beratkan pada eksploitasi pengurangan dengan metode kuadrat (Indrianto 2006). Penelitian ini memakai metode kuadrat, ialah bentuk percontoh ataupun cuplikan bisa berupa segi empat ataupun bundaran yang melukiskan banglas bilangan tertentu.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.      Kesimpulan

Kesimpulan yang bisa diambil pada praktikum kali ini adalah sebagai beserta :

1.        Metode kuadran adalah satu bentuk metode buat analisa vegetasi dengan memakai garis besar dimana selepas banglas minimum bilangan dari satuan petak contoh dianggap mewakili satu komune yang kemudian barometer banglas diukur dengan satuan kuadrat

2.        Frekuensi  digunakan buat memaklumatkan harmoni antara jumlah cuplikan yang ampuh satu genus eksklusif atas jumlah absolut sampel

3.        Luas  penutupan digunakan  untuk harmoni antara  luas tempat  yang ditutupi akibat genus tumbuhan dengan banglas absolut habitat

4.        Indeks nilai penting digunakan sebagai  parameter kuantitatif yang bisa dipakai  untuk memaklumatkan  tingkat  dominansi   genus  dalam  suatu komune tumbuhan

5.        Analisa vegetasi dilakukan buat melihat disimilaritas yang ada pada satu ekositem/area

B.       Saran

Sebaiknya para praktikan melaksanakan praktikum ini dengan teliti mudah-mudahan produk yang terdapat objektif. Selain itu, praktikan harus melaksanakan semua praktikum bertemu dengan prosedur yang ada, sehingga tidak terjadi kesalahan era praktikum sehingga bisa didapatkan produk yang memuaskan.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Indriyanto,2006,Ekologi Hutan,jakarta,Bumi Aksara.

Jumin, Hasan Basri. 1992. Ekologi Tanaman. Rajawali Press: Jakarta

Naughhton.1973. Ekologi Umum ciptaan Ke 2. UGM Press : Yogyakarta

Rahardjanto, Abdulkadir.  2001.  Ekologi Umum. Umm Press: Malang.

Soerianegara, I  dan Indrawan, A. 1988. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium Ekologi. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor,  Bogor.

Syafei, Eden Surasana. 1990.  Pengantar Ekologi Tumbuhan.  ITB: Bandung.

Wolf, Larry dan S.J McNaughton. 1990.  Ekologi Umum.  UGM Press: Jogjakarta.

LAMPIRAN

oke penjelasan mengenai ANALISIS VEGETASI METODE KUADRAN semoga tulisan ini berfaedah salam

Artikel ini diposting pada label , tanggal 22-10-2021, di kutip dari https://khayatul1234khoiri.blogspot.com/2015/11/analisis-vegetasi-metode-kuadran.html



Demikian ANALISIS VEGETASI METODE KUADRAN Metode Plot Adalah

Sekianlah postingan Artikel ANALISIS VEGETASI METODE KUADRAN Metode Plot Adalah kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, jangan lupa berkunjung kembali untuk postingan artikel lainnya, dan Terima kasih

Anda sekarang membaca artikel ANALISIS VEGETASI METODE KUADRAN Metode Plot Adalah dengan alamat link https://metodekuadrat.blogspot.com/2021/10/analisis-vegetasi-metode-kuadran-metode.html